JAKARTA–MICOM: Indonesia diramalkan sulit lepas dari belenggu kurang gizi lantaran masih memiliki sejumlah kendala yang belum bisa dibenahi. Kendala itu adalah rendahnya pengetahuan masyarakat soal pentingnya asupan gizi, kemiskinan, terbatasnya persediaan pangan, pola asuh yang tidak benar, dan ibu hamil dengan […] ↓ Read the rest of this entry…
Archive for Malnutrisi & MDGs
Penanganan masalah gizi memerlukan upaya komprehensif dan terkoordinasi. “Pembangunan gizi harus merupakan gerakan masyarakat yang dapat mendorong upaya pembangunan berkelanjutan,” tutur Ibu Armida dalam Rapat Kerja Peluncuran Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK), Rabu (19/9) di aula serba guna Kementerian PPN/Bappenas.
Mengingat nutrisi yang terkandung didalamnya, daun kelor dapat memberikan kontribusi terhadap keanekaragaman makanan dan kualitas makanan dari rumah tangga yang membutuhkan peningkatan asupan gizi mereka. Namun juga penting untuk mengetahui daya terima masyarakat terhadap daun Kelor sebagai sumber nutrisi yang berkualitas.
Kelor, Solusi Malnutrisi
Berbagai bagian dari tanaman Kelor seperti daun, akar, biji, kulit kayu, buah, bunga dan polong dewasa, bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki antitumor, antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi, antiulcer, antispasmodic, diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, kegiatan hepatoprotektif, antibakteri dan antijamur.
Malnutrisi di Indonesia
Walaupun secara nasional terjadi penurunan prevalensi masalah gizi pada balita, tetapi masih terdapat kesenjangan antar provinsi. Terdapat 18 provinsi yang memiliki prevalensi gizi kurang dan buruk diatas prevalensi nasional. Masih ada 15 provinsi dimana prevalensi anak pendek di atas angka nasional, dan untuk prevalensi anak kurus. Untuk prevalensi pendek pada balita masih ada 15 provinsi yang memiliki prevalensi diatas prevalensi nasional, dan untuk prevalensi anak kurus teridentifikasi 19 provinsi yang memiliki prevalensi diatas prevalensi nasional.
Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai. Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal. Sejalan dengan pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah.
Kekurangan maupun kelebihan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan tubuh. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi. Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A.
Untuk menilai status gizi seseorang, apakah dirinya termasuk penderita malnutrisi atau tidak, biasanya ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin).
Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.